berfikir sejarah


KONSEP BERPIKIR DIAKRONIK DAN SINKRONIK DALAM SEJARAH



Pada kegiatan belajar 1 ini Kalian akan mempelajari materi mengenai pengertian berpikir diakronik dan sinkronik.

Sejarah sering dilihat sebagai ilmu hafalan. Ilmu yang hanya menghafal nama, tanggal sebuah peristiwa, bahkan sejarah sering dianggap sebuah persoalan di masa lalu yang tidak penting untuk dikaji. Akan tetapi jika kita cermati, Sejarah merupakan ilmu yang kaya akan pengetahuan, sejarah bukan hanya terbatas pada pengetahuan di masa lalu, yang bisa di genggam dengan mudah di tangan kita atau tersusun rapi dalam lemari perpustakaan. Tetapi pengetahuan dalam sejarah itu tersimpan dalam sebuah tembok yang hanya bisa ditembus oleh interpretasi yang tajam terhadap teks–teks sejarah. Kita semua dapat berperan sebagai seorang sejarawan dengan menerapkan berfikir sejarah dalam menggali sebuah kebenaran dari sebuah rentetan peristiwa sejarah yang terkadang masih bersifat kabur. Memanfaatkan sejarah sebagai sarana berfikir, membayangkan masa lalu dengan dengan ilustrasi peristiwa, sumber lisan dan dokumen visual. Berpikir sejarah dapat dilakukan secara diakronik dan sinkronik.

1. Berpikir Diakronik
Berpikir sejarah diakronis berasal dari kata diakronik atau diachronich; (diachronich, terdiri dari dua kata, yaitu “dia” dalam bahasa latin artinya melalui/melampaui dan “chronicus” artinya waktu). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.

Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Melalui pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan. Sebagai contoh memahami proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan menelusuri perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Belanda pada abad ke-17. Oleh karena itu cara berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa.


Gambar 1. Pembacaan Teks Proklamasi oleh Bung karno pada tanggal 17 Agustus 1945
2. Berpikir Sinkronik
Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Sebagai contoh berpikir sinkronis yaitu peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan menguraikan berbagai aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan hubungan internasional. Berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu sosial.

Apakah Kalian sudah memahami keseluruhan materi pada kegiatan belajar ini? Agar pemahaman Anda makin baik, silahkan pelajari rangkuman, setelah itu kerjakan latihan untuk mengukur penguasaan materi Kalian pada kegiatan belajar 1 ini.

0 comments:

Post a Comment